Guru Magetan Menulis

Lubang Cacing VS Lubang Hitam pada Anak Didik Kita ( Bag.2)

189Views

Untuk menjawab banyak pertanyaan hubungan analogi wormhole dan blackhole pada anak didik kita, sebagai seorang guru sekaligus pendidik haruslah mampu mengenali semua fenomena yang muncul pada dunia pendidikan kita.  Kunci utama untuk menemukan keterkaitan antara lubang cacing atau lubang hitam pada anak didik itu ada pada faktor ‘kejujuran‘ pada setiap nafas dan gerak dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sungguh pekerjaan yang sangat  tidak mudah bagi seorang guru untuk membantu siswa dalam menemukan wormhole atau blackhole mereka sendiri. Terutama di saat seperti ini, dimana ada nilai-nilai atau norma dari tujuan pendidikan yang sengaja dibiarkan, tahu tapi tidak peduli, atau benar-benar tidak tahu atau menyadari akan paradigma pendidikan yang mulai bergeser atau menyimpang, baik oleh guru, anak didik atau lembaga institusi pendidikan itu sendiri.

Kurikulum pendidikan di seluruh dunia pasti akan selalu berubah. Hanya yang membedakan dari setiap negara terletak pada seberapa cepat kurikulum itu diubah. Indonesia, pada awalnya selalu memperbarui kurikulum pendidikan nasional pada setiap 10 tahun sekali. Kita menyebutnya ‘satu dekade’.  Perubahan kurikulum itu untuk mengantisipasi perubahan global dan tantangan bagi satu negara untuk cepat menyesuaikan diri dan menjadi negara yang tangguh di semua bidang, mulai dari ideologi, ekonomi, pertahanan, kebudayaan, ideologi, pendidikan, teknologi, pertanian dan aspek yang lainnya.

Sebagai pengingat, coba kita cermati Kurikulum Pendidikan Nasional. Kurikulum 1964, yang berubah pada tahun 1974. Kemudian berubah lagi di tahun 1984. Setelah itu kurikulum 1994. Nah, pada kurikulum KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) mulai digaungkan pada tahun 2004. Menginjak tahun 2014, sudah diluncurkan setahun lebih awal, yaitu tahun 2013 tentang adanya perubahan kurikulum yang kita kita sebut dengan Kurtilas ( Kurikulum Tiga Belas) atau K-13 untuk istilah yang diberikan. Baru-baru ini di awal 2022. Kemdiknas Ristek, sudah me-launching– kurikulum prototipe untuk menyongsong 2024. Kita menyebutnya dengan istilah Kurikulum Merdeka.

Semua perubahan itu juga meliputi tujuan pendidikan, materi pelajaran, muatan kurikulum, durasi waktu pembelajaran, sistem evaluasi dan suplemen pendukung lainnya. Masyarakat, guru, orang tua murid, bahkan anak didik semua harus tahu, mengapa kurikulum itu berubah. Permasalahan krisis multidimensi di semua negara di dunia yang muncul, juga tantangan global di masa depan agar kedaulatan, kejayaan dan keberadaan suatu negara bisa bertahan adalah salah satu alasan yang mendasari akan perubahan kurikulum pendidikan.

Tujuan jangka pendek kurikulum merdeka hanya berfokus pada penguasaan materi keilmuan, proses percepatan dalam waktu, kebermanfaatan ilmu yang didapat oleh setiap anak didik kita akan mendukung link and match dunia pendidikan dan  dunia kerja pada kualitas input, output dan outcome pendidikan tanah air yang kelak tersebar di masyarakat, dunia industri dan kerja.

Pendidik akan menjadi seperti seorang pilot luar angkasa yang mengantarkan anak didiknya mencapai tujuan pendidikan dengan melewati lubang cacing ( wormhole) dengan percepatan waktu dalam menguasai materi keilmuan yang semakin kompleks, namun tepat sampai tujuan dengan selamat serta memberikan manfaat. Itulah tugas guru yang terberat di era bebas mengajar dan bebas belajar ini.

Bagaimana dengan anak didik yang berada di lubang hitam?

Bersambung

Eko Adri Wahyudiono
Guru SMA 1 Magetan, Jawa Timur

2 Komentar

  • Ternyata ada kaitannya lagi anak didik dengan lubang hitam. Jadi Tidak sabar menunggu cerita selanjutnya

  • Pak Eko memang paling bisa membawa sudut pandang kita dengan mudah memahami apa yang ditulis walaupun Dengan cara yang beda

Tinggalkan Balasan