Guru Magetan Menulis

Refleksi Pemikiran KHD dengan Kondisi Sekarang

43Views
Ki Hajar Dewantoro
KHD sekarang – AI

Pendidikan sebagai wahana pelestarian kebudayaan Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, filosofi ini mengingatkan kita untuk tidak melupakan akar budaya dan identitas bangsa. Pendidikan harus mampu menanamkan nilai-nilai luhur kebudayaan lokal kepada generasi muda agar tidak tergerus oleh pengaruh budaya asing yang tidak sesuai.
Menumbuhkan potensi anak secara menyeluruh Konsep ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara utuh (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Sayangnya, dalam praktiknya, pendidikan kita masih cenderung berorientasi pada aspek kognitif semata. Filosofi ini mengingatkan pentingnya memperhatikan perkembangan anak secara holistik.
Menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman Pemikiran ini menekankan pentingnya pendidikan yang kontekstual dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Sayangnya, sistem pendidikan kita masih kaku dan sulit beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi. Akibatnya, terjadi kesenjangan antara pembelajaran di sekolah dengan kebutuhan dunia nyata.
Penanaman karakter Aspek ini sangat relevan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digalakkan pemerintah saat ini. Namun, implementasinya masih belum optimal karena lebih banyak diajarkan secara kognitif, bukan dibiasakan melalui keteladanan dan pembudayaan.
Lingkungan yang kondusif Filosofi ini menekankan pentingnya lingkungan yang baik untuk mendukung proses pendidikan. Namun, kondisi lingkungan sekolah dan keluarga di Indonesia masih banyak yang kurang mendukung, seperti fasilitas seadanya, budaya belajar yang rendah, dan minimnya keterlibatan orang tua/masyarakat.

Secara umum, pemikiran Ki Hajar Dewantara masih sangat relevan dan dapat menjadi landasan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak untuk menerjemahkan filosofi ini ke dalam kebijakan, kurikulum, proses pembelajaran, serta penyediaan lingkungan yang benar-benar kondusif bagi tumbuh kembang anak secara utuh.

Salah satu kekuatan dari filosofi ini adalah penekanannya pada pendidikan yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Konsep kodrat alam dan menuntun potensi anak menunjukkan bahwa pendidikan harus disesuaikan dengan keunikan setiap individu, bukan sebaliknya. Filosofi ini juga menekankan pentingnya keseimbangan antara pembentukan individu yang bahagia dan anggota masyarakat yang berkontribusi positif. Ini sejalan dengan konsep pendidikan yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai kemanusiaan.

Ki Hajar Dewantoro adalah cermin guru dan murid, karena beliau mampu sebagai guru sekaligus seorang murid pada waktu yang bersamaan. Harus mampu menjadi pendidik yang pembelajar dan menjadi murid yang mendidik. Tidak mungkin akan menjadi guru terbaik seperti Ki Hajar Dewantoro tanpa pernah menjadi murid. Tidak mungkin akan menjadi murid terbaik seperti Ki Hajar Dewantoro dengan karya dan pemikirannya tanpa mampu berbagi ilmu kepada yang lain.

Windi Riesdiansyah
Guru SMAN 1 Maospati, Magetan

Tinggalkan Balasan