Guru Magetan Menulis

Bibi

85Views

Hai. Nama ku Bibi. Aku terlahir seperti anak pada umumnya, Bermain dengan teman teman, belajar, dan lain sebagainya. Tetapi ada yang berbeda dengan ku. Menurut ibuku ketika waktu aku sekolah paud aku sering menangis tanpa sebab yang jelas, berbicara sendiri, dan pernah saat itu aku berlarian di dalam rumah sampai menabrak dinding.

Karena ibu dan ayah ku semakin bingung oleh sikap ku yang aneh. Di bawalah aku ke rumah tua seram. Siapa sangka ayah dan ibuku mengunjungi orang pintar. Orang pintar tersebut bernama Nyai Asih. Ayah dan ibuku menanyakan kepada nyai asih tentang keadaan yang aku alami.

Lalu Nyai Asih berkata kepada ayah dan ibu ku “Jangan khawatir tentang keadaan anak mu ini, anak mu ini mempunyai anugrah atau titipan dari tuhan”.

“Maka dari itu aku akan membantu dan membimbing anakmu ini, karena dia istimewa”, Imbuh Nyai Asih.

“Apakah berbahaya anugrah tersebut bagi anak saya ?”, Tanya ayahku kepada Nyai Asih.

Sebelas tahun berlalu…………

Sekarang aku duduk di bangku SMA kelas X. Tekanan, Iyap itulah yang aku dapatkan sejak aku duduk di bangku paud. Tekanan dari teman teman yang menganggap aku gila. Karena anugrah dari Tuhan ini, pernah membuat ku sampai di titik di mana tekanan demi tekanan aku dapatkan setiap hari nya. Dan tidak mendapatkan teman itu menjadi tekanan yang paling berat di banding dengan cacian dan makian yang setiap waktu ku dapat.

Sudah sering aku mengadu ke orang tua ku, tapi orang tua ku hanya menanggapi dengan ucapan yang membuatku berfikir, orang tuaku sama menyebalkan nya dengan teman teman di sekolah.

Kelas X telah ku lewati dengan menutup telingaku rapat rapat. Kelas XI. Semoga di kelas XI aku bisa menjelaskan kepada mereka bahwa aku di berikan ujian atau titipan oleh Tuhan. Sudah sebelas tahun ku terima hidup ini berdampingan dengan yang tak terlihat.

Yaaaa…….., aku Indigo

Inilah anugrah yang diberikan tuhan kepadaku.

Di kelas XI ini berlangsung lebih baik dari kelas X ku. Karena aku mendapatkan teman yang sama dengan ku. Dia bernama Seli. Seli juga sama seperti ku bisa melihat, merasakan, komunikasi dengan yang tak terlihat. Bahkan yang lebih hebatnya dia pernah membantu arwah penasaran untuk kembali ke tuhan. Penghargaan yang besar ketika para anak indigo bisa membantu arwah yang penasaran pulang dan kembali ke tuhan.

Saat seli menceritakan tentang kehidupan dirinya yang sama sepertiku. Terlintas di pikiranku bahwa inilah kesempatan ku untuk memberitahu dan membuktikan bahwa aku tidak seperti yang teman teman pikiran terhadap aku.

Keesokan harinya……..

Saat aku tertidur di kelas, aku mendapatkan sebuah mimpi yang membuat ku syok. Mimpi tersebut menggambarkan bahwa salah satu teman ku akan mendapatkan musibah. Musibah yang akan ia terima yakni, kebakaran rumahnya. Lalu aku beritahu dia tentang mimpiku tersebut. Tapi seperti biasa. Aku dianggap gila.

Setelah tiga Minggu berlalu, mimpiku tersebut menjadi kenyataan. Rumah temanku tersebut terbakar di bagian dapur. Lalu aku berbelasungkawa atas musibah yang sedang menimpanya. Dan lagi lagi di anggap sebagai kebetulan saja.

Sepuluh hari berlalu dari musibah tersebut, aku mendapatkan teror dari yang tak terlihat. Teror tersebut membuat ku selalu merasa ketakutan. Setiap kali setiap saat aku merasa takut. Sampai di titik dimana hantu itu pun muncul dan menghampiri ku dengan expresi yang marah penuh dendam.  Sehingga membuat hantu tersebut hendak mencekik ku. Hantu itu berlari menghampiri ku dengan menjulurkan tangan nya mengarah leherku.

Dan tiba-tiba…………..

Aku terbangun dari tidurku, dan ternyata semua itu hanya bunga tidurku. (EBW-10-EAW MGT 311023)

Eko Adri Wahyudiono
Guru SMA 1 Magetan, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan