Lubang Cacing versus Lubang Hitam pada Anak Didik Kita ( Bag.1)

Sebentar, sebelum membahas dan berdiskusi tentang istilah Wormhole dan Blackhole, mari kita batasi bahwa istilah itu memang benar tentang Teori Lubang cacing (wormhole) dan Lubang hitam (blackhole) yang diulas oleh Albert Einstein. Beliau kelahiran Jerman yang hijrah ke Amerika.

Kita semua pasti mengenalnya sebagai bapak teori relativitas kekekalan energi. Masih ingat dengan rumus temuan beliau, kan? Ya, dengan rumus itu, akhirnya bom atom diciptakan. Bahkan berlipat kekuatannya sampai kelak bom nuklir dipastikan akan menjadi malapetaka bagi musnahnya seluruh umat manusia di bumi ini.

Sebagai gambaran, bila Anda berselancar di google, ada sedikit perbedaan tentang wormhole atau lubang cacing. Intinya, itu adalah jalan pintas untuk menempuh jarak  yang sangat jauh dalam ruang dan waktu.  Apalagi bila ada dalam kecepatan cahaya. Wow, dalam 1 detik bisa menembuh berapa ratus atau ribu kilometer. Hanya satu kedipan mata saja sudah berpindah tempat.

Untuk lebih jelasnya, sebagai contoh, ambil saja selembar kertas. Beri titik bulatan di ujung atas dan satu titik bulatan di bagian bawah dengan pena. Nah, anggap saja dari titik atas dan bawah, itu adalah rentang jarak ratusan juta kilometer yang bisa ditempuh 300 tahun dengan kecepatan cahaya. Semua itu untuk perjalanan antar galaksi di alam semesta ini.

Bayangkan saja, usia manusia yang hanya hidup maksimal pada usia 65 tahun bila menempuh jarak sejauh itu. Pastilah sudah meninggal sebelum sampai tujuan, kan?  Jadi, Einsten mengemukakan teori perjalanan pintas melalui wormhole itu tadi.

Caranya bagaimana? Pegang selembar kertas yang sudah diberi tanda titik bulatan tadi. Lipat dan tempelkan titik bulatan atas dengan titik bulatan bawah. Saat waktu dan ruang yang berjauhan tadi sudah menempel, maka melalui lubang cacing itu, manusia bisa berpindah tempat dalam hitungan menit bahkan detik. Itu semua karena titik keberangkan sudah menempel pada titik tujuan.

Sepertinya itu adalah teori atau hal yang mustahil bagi manusia kebanyakan. Namun, bila kita mau berfikir lebih dalam, bisa jadi semua itu bisa terwujud. Seperti teori relativitas energi pembuatan bom atom sebagai cikal bakal bom nuklir. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Maha pemilik alam semesta ini. Bagi mereka yang beriman, haruslah meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW saat melintas sampai langit ketujuh hanya dalam waktu semalam. Kita mengetahuinya sebagai peristiwa Israj Miradj.

Bagaimana dengan Blackhole atau lubang hitam? Kalau tadi kita membahas lubang cacing sebagai jalan pintas dalam lorong waktu dan ruang untuk menyingkat jarak saat perjalanan ke tujuan lain. Katakanlah, Blackhole itu ibarat wastafel atau saluran air.

Air yang mengalir hanya mencari tempat yang ramah dia bisa mengalir. Artinya, air menuju arah mana, berhenti dimana, dan pada saluran pipa mana, itu semua unknown, alias tidak diketahui. Itulah mengapa, lubang hitam di galaksi kita masihlah disebut satu misteri yang tidak  (belum) terpecahkan oleh para ilmuwan.

Selanjutnya, apa hubungannya dengan anak didik kita?

Bersambung